Lalu, sampai sejauh mana sih Quick Count ini bisa mewakili perhitungan dari Real Count? Nah jadi, quick count itu menggunakan metode sampling. Sehingga, ketika lembaga survei menghitung, tentunya mereka tidak mengambil data dari seluruh TPS, tapi hanya mengambil sampel, misalnya berkisar 3.000-5.000 TPS saja. Lalu sampling apa saja yang digunakan? Yuk simak di bawah ini:
- Random Sampling
Langkah pertama membangun quick count adalah menentukan sampel TPS. Sampel TPS yang diambil harus diambil secara acak dan representatif dengan mewakili karakteristik populasi di Indonesia. Semakin besar jumlah sampel TPS yang diambil, semakin kecil tingkat kesalahan atau margin of error. Metode random sampling, terutama multistage random sampling juga ikut jadi penentu akurasi selain jumlah sampel. Titik krusial quick count ini ada di sampling (penentuan sampel). Semakin ketat melakukan sampling, semakin bagus (hasilnya). Akurasi berbicara di level sampling.
- Systematic sampling
Systematic Sampling merupakan cara pengambilan sampel dimana sampel pertama ditentukan secara acak, sedangkan sampel berikutnya diambil berdasarkan satu interval tertentu. Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak interval tertentu. Jarak interval misalnya ditentukan angka pembagi 5, 6 dan 10 atau dapat menggunakan dasar urutan abjad. Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar nama semua anggota populasi, Sampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat biaya, tapi bisa menimbulkan bias.
- Cluster Sampling
Di dalam quick count, Cluster random sampling adalah suatu jenis teknik sampling dimana seorang peneliti membagi populasi menjadi beberapa kelompok yang terpisah yang disebut sebagai cluster. Dari beberapa cluster ini diambil beberapa sampel yang dipilih secara random atau acak.
- Stratified sampling
stratified random sampling merupakan proses pengambilan sampel melalui proses pembagian populasi kedalam strata, memilih sampel acak sederhana dari setiap stratum, dan menggabungkannya ke dalam sebuah sampel untuk menaksir parameter populasinya.
Metode quick count adalah metode yang terukur dan juga teruji secara ilmiah. Dengan asumsi pengambilan sampel yang tepat, metode quick count bisa dipertanggung-jawabkan akurasinya dengan margin error yang kecil. Jika ditilik sejarah perhitungan quick count dari pemilu-pemilu yang udah pernah kita jalani sebelumnya, kita bisa melihat bahwa lembaga-lembaga survey yang sudah berpengalaman telah merepresentasikan perbandingan data yang sangat konsisten dan juga cukup akurat dari waktu ke waktu.
Jadi, apakah quick count ini dapat dipercaya hasilnya?ditinjau dari sudut pandang ilmiah, jawabannya Iya. Kita bisa cukup mempercayai metode ini. Terlepas dari itu, jika ditinjau dari sudut pandang kepentingan politik, memang ada kecenderungan metode ini tidak miliki tingkat reliabilitas dan validitas yang bisa kita percaya 100%.
Ngomong-nomong, Masih bingung sama tuga akhir kamu? Theta Statistik selalu ada untuk membantu. Karena Theta Statistik menyediakan jasa konsultasi, jasa survei, jasa olah data, pelatihan statistik, cocok untuk kamu mahasiswa tingkat akhir yang menemukan masalah di bidang metode penelitian, apalagi metode kuantitatif.