Dari segi bahasa, hipotesis berasal dari Bahasa Yunani hypothesis yang memiliki arti hypo yang berarti sementara dan tesis yang berarti pernyataan/ statement/ dugaan. Dengan begitu bisa dipahami bahwa hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya, (Sudjana, 2005 : 219). Namun, hipotesis juga bisa diartikan sebagai keadaan yang diharapkan dan menyangkut hubungan variabel-variabel penelitian atau merupakan pernyataan sementara yang perlu dibuktikan kebenaranya.
Hipotesis penelitian disusun berdasarkan fakta dan data yang diambil selama proses penelitian. Dengan adanya bukti, hipotesis bisa diuji kebenarannya yakni untuk ditolak atau diterima. Bahkan, dalam kasus tertentu, hipotensi bisa memodifikasi teori yang menjadi landasan penelitian.
Hipotesis penelitian perlu diubah menjadi hipotesis statistik agar agar bisa diuji secara operasional. Oleh karena itu, perlu diubah dalam simbol parameter populasi, contohnya yakni ρ, µ, σ, dsb dan menggunakan simbol matematika misalnya ρ = 0 artinya tidak ada hubungan.
Hipotesis ini bisa diterjemahkan dalam bentuk
- H0 = hipotesis nol
- H1/Ha = hipotesis tandingan/ alternatif
Hipotesis yang diuji adalah sesuai hipotesis yang diarahkan kajian teori, bisa hipotesis nol (H0 ) atau hipotesis alternatif (Ha)
Dalam pengujian hipotesis hanya akan memberikan dua kemungkinan keputusan, yaitu hipotesis akan ditolak atau diterima (H0). Namun, dalam menghasilkan hipotesis perlu berhati-hati dengan kesalahan ini. yakni
- Kesalahan tipe I (α) : menolak hipotesis yang seharusnya diterima.
- Kesalahan tipe II (β) : menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.
Kesalahan yang disebutkan di atas, α dan bukan β sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan pengujian hipotesis. α sebagai tingkat signifikansi (level of significance). Jadi, ketika kamu telah yakin mengambil keputusan pada tingkat signifikansi sebesar 0,01 H0 ditolak berarti “kamu berani mengambil keputusan menolak H0 dengan tingkat keyakinan 99% benar, dan jika salah maka peluang membuat kesalahan (yaitu kesalahan tipe I) hanya sebesar 1%”.
Hasil Pengujian Hipotesis
- Dalam hipotesi HO & H1 harus mutually exclusive and exhaustive: artinya, keduanya (HO & H1 )tidak boleh terjadi/ muncul bersamaan, salah 1 harus terjadi.
- Kriteria keputusan pengujian yakni sebagai berikut
- Ho diterima karena dianggap benar atau
- Ho ditolak karena dianggap salah
- Jadi jika dalam hal ini yakni: Ho diterima maka H1 ditolak sebaliknya Ho ditolak maka H1. Begitulah seharusnya.
Langkah melakukan uji hipotesis
Menurut Harun Al Rasyid (2004: 4) pengujian hipotesis secara umum adalah :
- Menyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1/Ha) yang sesuai, dengan hipotesis penelitian yang diajukan
- Menentukan taraf nyata/keberartian α (level of significance α)
- Kumpulkan data melalui sampel peluang (probability sample/random sample) Pengujian Hipotesis
- Gunakan uji statistik yang tepat.
- Tentukan titik kritis dan daerah kritis (daerah penolakan) H0
- Hitung nilai uji statistik berdasarkan data yang dikumpulkan. Perhatikan apakah nilai hitung uji statistik jatuh di daerah penerimaan atau daerah penolakan.
- Membandingkan hasil perhitungan penelitian dengan tabel statistik
- Berikan kesimpulan statistik (statistic conclusion).